Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR Nudirman Munir menyebut biaya kunjungan ke Turki sebesar Rp 800 juta cuma receh. Dia menilai uang ini sedikit jika dibandingkan dengan manfaat yang didapat dari kunjungan ke Turki. Ucapan Munir pun dinilai tidak etis diucapkan seorang wakil rakyat.
"Saya kira ini sangat tidak etis. Untuk rakyat kecil ini jumlah yang sangat banyak. Apalagi bangsa ini sedang menghadapi banyak bencana," ujar peneliti politik Charta Politika, Arya Fernandes kepada detikcom,
Arya menilai tidak ada korelasinya kunjungan BK DPR ke Turki dengan tugas mereka di DPR. Apalagi menjual furniture, sama sekali tidak ada kaitannya.
"Hasil dari kunjungan tidak ada korelasi antara kunjungan ke Turki dengan penguatan BK DPR. Harusnya kunjungan untuk penguatan BK. Tidak ada hubungan dengan furniture," tegas Arya.
Arya menduga Nudirman hanya mencari-cari alasan saja agar tindakan para anggota dewan ke Turki ini dimaklumi. Menurut Arya, sebelumnya BK mengaku hanya transit 2 jam. Tapi belakangan mengaku hingga 2 hari.
"Nudirman hanya mencari apologi saja. Ini apologi yang tidak beralasan. Agar masyarakat bisa menerima saja," terang dia.
Sebelumnya anggota BK DPR yang pelesiran ke Turki di sela-sela kunjungan ke Yunani berharap tindakan mereka tidak dipermasalahkan terus. Di tengah serbuan kritik, mereka beranggapan kunjungan ke Turki tetap ada manfaatnya.
"Kenapa yang receh-receh kita pergi cuma habiskan Rp 800 juta dipermasalahkan. Padahal banyak manfaatnya," ujar Wakil Ketua BK DPR, Nudirman Munir, dalam diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar