Seiring dengan meluasnya pemakaian motor matic atau skutic di masyarakat, maka akan muncul pula berbagai pemikiran miring tentang motor matic.
Salah satunya adalah soal bahaya dari kebiasaan mengemudi. Mau tahu apa bahayanya?
“dengan kebiasaan memakai motor non matic, kemudian memakai motor matic akan menimbulkan masalah. Yaitu kelupaan terbiasa memainkan handel gas diawal seperti pada motor non matic, sehingga motor matic ini akan langsung melaju dan terangkat karena di gas secara cepat dan tiba-tiba.”
Memang opini diatas bisa jadi ada benarnya, mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar memiliki budaya acuh terhadap keselamatan, disiplin dan minim pengetahuan akan prosedur pemakaian (SOP=Standart Operational Procedure).
Usaha dari Pabrikan Motor:
Tetapi tentu saja pihak pabrikan yang mengeluarkan dan menjual produk matic ini tidak akan tinggal diam dengan kondisi market mereka yang “low edukated” ini. Tentunya secara Teknis maupun melalui Usaha Edukasi Produk ke konsumen, mereka (pabrikan motor dan jaringan distribusi penjualan) akan terus berusaha melakukan perancangan pengoperasian yang aman secara teknis dan sekaligus mengedukasi masyarakat tentang cara pemakaian dan mengendarai produk motor matic dengan benar. Memang segala usaha ini akan kembali lagi berguna untuk menunjang penjualan produk mereka.
Pengetahuan Masyarakat dan Arus Informasi:
Saat ini, masyarakat Indonesia juga mulai terjangkau oleh berbagai media informasi dan pengetahuan. Media Internet mulai menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. Hadirnya internet di sekolah-sekolah terpencil, hot spot di berbagai tempat umum dan beberapa fasilitas umum pemerintah.
Teknologi komunikasi yang semakin murah juga akan meransang minat masyarakat untuk memperoleh informasi terkini.
Masyarakat Indonesia akan semakin mudah terkoneksi dan berinteraksi dengan arus informasi dan pengetahuan, sehingga akan membantu dan memacu bangsa ini untuk lebih mengenal dan menerima berbagai kemajuan teknology secara umum dan transportasi secara khusus. Motor Matic bukan lagi hal yang sulit untuk dimengerti, termasuk metode dan prosedur pemakaian yang benar.
Secara Perancangan Teknis:
Motor matic dirancang dengan piranti keamanan pada saat pertama kali dihidupkan. Tuas rem harus ditarik terlebih dahulu jika pengendara ingin menghidupkan mesin motor matic ini. Atau mesin motor matic ini tentunya tidak akan hidup. Sehingga urutan prosedur ini akan segera mengingatkan pengemudinya untuk menyadari bahwa motor ini mengadopsi system CVT/matic dimana tidak diperbolehkan memainkan handel gas pada saat motor diam. “Remainder Signal Prosedure” (prinsip yang sama dengan yang digunakan oleh mobil matic, sehingga mobil matic juga tidak ‘meloncat’ saat pertama kali dihidupkan bila terbiasa menggunakan varian mobil non matic juga).
KeDisiplinan Pengemudi:
Memang faktor utama tetap dipegang oleh kedisiplinan pengemudi motor yang bersangkutan. Tentunya dengan berdisiplin diri saat mengendarai kendaraan apapun itu, kejadian konyol semacam ini tidak perlu sampai terjadi. Sikap Disiplin ini sangat diperlukan tidak memandang apakah saat itu pengemudi mengendarai motor varian matic maupun non matic, bisa jadi semua kendaraan akan sangat berbahaya tanpa didukung dengan kedisiplian saat mengemudikan atau mulai mengendarai kendaraan tersebut.
Fakta Matic dilapangan:
Berdasarkan Fakta dilapangan, berapa banyak pengemudi motor yang terbiasa memakai varian non matic akan mengalami kecelakaan seperti yang diopinikan diatas? terutama saat mulai memakai motor varian matic? Memang tidak ada data yang signifikan untuk mendukung artikel ini. Tetapi tentunya jika kejadian sejenis memang sering terjadi, maka varian matic tidaklah mungkin semakin menjadi trend kendaraan bermotor roda dua seperti saat ini. Kecelakaan semacam opini diatas tentunya akan menjadi blunder perkembangan dan barrier trend matic di Indonesia.
Saat ini berdasarkan data AISI(Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia)untuk penjualan perkategori, motor matic mengalami perkembangan kontribusi yang sangat besar di 5 tahun yang telah lewat dan diproyeksikan akan semakin besar sampai tahun 2012 yang akan datang.
Bila kejadian yang diopinikan diatas sering terjadi, maka bisa dipastikan Data AISI tidak akan berkata demikian.
Jadi berdasarkan data AISI ini, maka bisa dipastikan kejadian sesuai opini diatas hanya sebatas opini dan wacana saja tanpa ada bukti statistic yang jelas. Fakta dilapangan berbicara lain melalui data AISI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar