Kamis, 10 Maret 2011

Fenomena Makam Menangis, Pelarian Kesumpekan Hidup Masyarakat

Fenomena Makam Menangis, Pelarian Kesumpekan Hidup MasyarakatFenemona mistis kembali muncul. Tangisan dari sebuah makam di TPU Prumpung, Jatinegara, Jakarta Timur menyedot perhatian masyarakat. Lantas, faktor apa yang membuat masyarakat mudah terpengaruh dengan hal-hal seperti ini?

Pengamat sosial, Hermawan Sulistyo menilai, mudahnya masyarakat percaya dengan hal yang berbau mistis lebih disebabkan beberapa faktor. Pertama tingkat kehidupan yang semakin sulit sehingga banyak pengangguran. Kedua sebagai bentuk pelarian masyarakat yang sumpek menghadapi kehidupan.

"Makin sulit kondisi masyarakat makin banyak fenomena seperti ini. Itu namanya escapism, bukan hiburan tapi pelarian dari kesumpekan hidup," jelas Hermawan saat berbincang dengan detikcom, Selasa malam (22/2/2011).

Ketika kondisi itu sudah dirasakan sebagian besar masyarakat, tingkat rasionalitas mereka menjadi berkurang. Masyarakat akan cenderung mudah percaya dengan hal-hal yang secara nalar sulit diterima oleh akal sehat.

"Masyarakat percaya dengan jenglot, UFO yang katanya turun, sekarang kuburan nangis," imbuhnya.

Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam B Prasodjo melihat fenomena seperti ini bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia. Minimnya tingkat pendidikan serta situasi bingung menjalani hidup mendorong masyarakat tertarik dengan isu-isu mistis.

"Pengaruh tingkat pendidikan, pada saat yang sama situasi bingung masyarakat, keseharian tidak memberi jawaban sehingga mudah tertarik," ungkap Imam.

Imam dan Hermawan sependapat, jika industri film yang banyak mengeksploitasi sisi-sisi mistis dalam karyanya turut mempengaruhi masyarakat. Film-film berbau mistis dapat terus bermunculan karena animo masyarakat yang tinggi.

"Masyarakat yang mistikal diperkuat dengan film-film yang mengaitkan dengan alam gaib, kuntilanak dan setan. Ini masih laku," jelas Imam.

Untuk mencegah agar masyarakat tidak terlalu meyakini fenomena mistis, Imam menekankan pentingnya meningkatkan keimanan, sedangkan Hermawan meminta agar masyarakat dapat berfikir lebih rasional. "Masyarakat harus berfikir rasional," tutupnya.

Makam yang konon dipercaya mengeluarkan suara tangis adalah makam Desi yang baru dikebumikan pada 18 Februari 2011. Kabar burung ini cepat menyebar, ribuan orang langsung berdatangan. Saking penasaran, beberapa pengunjung terlihat menempelkan telinganya ke makam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar